Monday, April 23, 2012 |
0
comments
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA
Manusia sebagai makhluk berbudaya adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budidayanya untuk menciptakan kebahagiaan. Karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka dapat dikatakan hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.Sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk ciptaan Tuhan, maka kebaikan, kebenaran, dan keadilan, yang diusahakan itu pun tidak hanya semata-mata untuk dirinya, melainkan juga untuk masyarakat sekitarnya, bahkan juga untuk makhluk yang lain dalam pengertian demi mmemuliakan Tuhan sebagai Sang Pencipta. Seseorang itu disebut berbudaya apabila perilakunya dituntun oleh akal budinya sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi diri dan lingkungannyaserta tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan. Dengan ungkapan “bermanfaat bagi lingkkungannya” hendaklah ditafsirkan peling tidak, tidak merugikan pihak lain.Jelasnya, untuk mendapatakan maupun menikmati kebahagiaan, manusia yang ingin disebut berbudaya, selalu berusaha tidak mengurangi, apalagi meniadakan sama sekali kebahagiaan pihk lain. Bahkan pihak lain kalau mungkin dapat ikut serta merasakan kebahagiaan itu.
Manusia sebagai makhluk berbudaya adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budidayanya untuk menciptakan kebahagiaan. Karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka dapat dikatakan hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.Sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk ciptaan Tuhan, maka kebaikan, kebenaran, dan keadilan, yang diusahakan itu pun tidak hanya semata-mata untuk dirinya, melainkan juga untuk masyarakat sekitarnya, bahkan juga untuk makhluk yang lain dalam pengertian demi mmemuliakan Tuhan sebagai Sang Pencipta. Seseorang itu disebut berbudaya apabila perilakunya dituntun oleh akal budinya sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi diri dan lingkungannyaserta tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan. Dengan ungkapan “bermanfaat bagi lingkkungannya” hendaklah ditafsirkan peling tidak, tidak merugikan pihak lain.Jelasnya, untuk mendapatakan maupun menikmati kebahagiaan, manusia yang ingin disebut berbudaya, selalu berusaha tidak mengurangi, apalagi meniadakan sama sekali kebahagiaan pihk lain. Bahkan pihak lain kalau mungkin dapat ikut serta merasakan kebahagiaan itu.