MANUSIA DAN PENDERITAAN

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA

Manusia sebagai  makhluk  berbudaya  adalah  makhluk  yang  senantiasa  mendayagunakan akal  budidayanya  untuk  menciptakan  kebahagiaan.  Karena  yang  membahagiakan  hidup manusia  itu  hakikatnya  sesuatu  yang  baik,  benar  dan  adil,  maka  dapat  dikatakan  hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.Sesuai  dengan  kedudukannya  sebagai  makhluk  individu,  makhluk  sosial,  dan  makhluk ciptaan  Tuhan,  maka  kebaikan,  kebenaran,  dan  keadilan,  yang  diusahakan  itu  pun  tidak hanya  semata-mata  untuk  dirinya,  melainkan  juga  untuk  masyarakat  sekitarnya,  bahkan juga untuk makhluk yang lain dalam pengertian demi mmemuliakan Tuhan sebagai Sang Pencipta. Seseorang itu disebut berbudaya apabila perilakunya dituntun oleh akal budinya sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi diri dan lingkungannyaserta tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan. Dengan ungkapan “bermanfaat bagi lingkkungannya” hendaklah ditafsirkan peling tidak, tidak merugikan pihak lain.Jelasnya,  untuk  mendapatakan  maupun  menikmati  kebahagiaan,  manusia  yang  ingin disebut  berbudaya,  selalu  berusaha  tidak  mengurangi,  apalagi  meniadakan  sama  sekali kebahagiaan  pihk  lain.  Bahkan  pihak  lain  kalau  mungkin  dapat  ikut  serta  merasakan kebahagiaan itu.


PENDERITAAN
Penderitaan  berasal  dari  kata  derita.  Kata  derita  berasal  dari  bahasa  sansekerta  dhara artinya  menahan  atau menanggung. Derita  artinya menanggung  atau  merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Identitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada  yang  berat  dan  ada  yang  ringan.  Peranan  individu  menentukan  berat-tidaknya intensitas  penderitaan.  Penderitaan  akan  dialami  oleh  semua  orang,  hal  itu  nerupakan risiko  hidup.  Tuhan  memberikan  kesenangan  atau  kebahagiaan  kepada  umatnya,  tetapi juga  memberikan  penderitaan  atau  kesedihan  yang  kadang-kadang   bermakna  agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya.Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyak macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam  hidupnya  ?  Penderitaan  fisik  yang  dialami  manusia  tentulah  diatasi  secara  medis untuk  mengurangi  atau  menyembuhkannya.  Sedangkan  penderitaan  psikis, penyembuhannya  terletak  pada  kemampuan  si  penderita  dalam  menyelesaikan  soal-soal psikis  yang  dihadapinya.  Semua  permasalah  dari  penderitaan  merupakan  “resiko”  , sehingga  enak  atau  tidak  enak,  bahagia  atau  sengsara  merupakan  dua  sisi  atau  masalah yang wajib di atasi.

A.Siksaan
Siksaan dapat diartikan  sebagai  siksaan badan atau  jasmani, dan dapat juga berupa  siksaan  jiwa  atau  rokhani.  Akibat  siksaan  yang  dialami  seseorang  timbulah  penderitaan.Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat  nanti,  yaitu  siksaan  bagi  orang-orang  musyrik,  syirik,  dengki,  memfitnah,  mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya.Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Berita mengenai siksaan kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah harian ibu kota (pos kota) halaman pertama isinya sebagian besar adalah  mengenai  siksaan,  pembunuhan,  pemerkosaan,  pencurian,  perampokan,  dan  sebagainya. Siksaan  yang  sifatnya  psikis  misalnya  kebimbangan,  kesepian,  dan  ketakutan.

B. Kebimbangan dialami  seseorang  bila  ia  pada  suatu  saat  tidak  dapat  menentukan  pilihan  mana  yang  akan  diambil.  Misalnya  pada  suatu  saat  apakah  seseorang  yang  bimbang  itu  pergi  atau  tidak.  Akibat  dari  kebimbangan  seseorang  berada  dalam  keadaan  yang tidak menentu.  Sehingga ia merasa tersiksa dalam  hidupnya saat itu.  Bagi  orang  yang  lemah  berpikirnya,  masalah  kebimbangan  akan  lama  dialami.  Sehingga siksaan itu  berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berppikirnya  ia  akan cepat mengambil suatu keputusan. Sehingga kebimbangan akan segera teratasi.

C.Kesepian dialami  oleh  seseorang  merupakan  rasa  sepi  dalam  dirinya  sendiri  atau  jiwanya  walaupun  ia  dalam  lingkungan  orang  ramai.  Kesepian  ini  tidak  boleh  dicampur  adukkan  dengan keadaan  sepi  seperti  yang  dialami  oleh  petapa  atau  biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorangSeperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus  merasakan  penderitaan  batin.  Pada  umumnya  orang  yang  dapat  dijadikan  “kawan  duka”  adalah  orang  yang  dapat  mengerti  dan  menghayatikesepian  yang  dialami  oleh  sahabatnya  itu.  Selain  mencari  kawan  seseorang  juga  perlu  mengisi  waktunya  dengan  suatu  kesibukan,  khususnya  yang  bersifat  fisik,  sehingga  rasa  kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.

D.Ketakutan merupakan  bentuk  lain  yang dapat menyebabkan  seseorang  mengalami  siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka  disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti  takut  pada  tikus,  ular,  serangga,  dan  lain  sebagainya.

Banyak  sebab  yang  menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :

a)Claustrophobia dan Agoraphobia

b)Claustrophobia adalah  rasa  takut  terhadap  ruangan  tertutup.  Agoraphobia adalah ketakutan yang    disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.

c)Gamang merupakan ketakutan bila seseorang dji tempat yang tinggi.

d)Kegelapan merupakan  suatu  ketakutan  seseorang  bila  ia  berada  di  tempat  yang gelap.     Sebab dalam pemikirannya dalam kegelapan demikian sesuatu yang ditakuti. Misalnya setan, pencuri. Orang yang mengalaminya cenderung agar ruangannya dinyalakan dengan lampu.

e)Kesakitan merupakan  ketakutan  yang  disebabkan  oleh  rasa  sakit  yang  akan  dialami. Seseorang yang takut diinjeksi sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi  ditusukkan  ke  dalam  tubuhnya.  Hal  itu  disebabkan  karena  dalam  pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan.

f)Kegagalan merupakan  ketakutan  dari  seseorang  disebabkan  karena  merasa  bahwa  apa  yang  akan  dijalankan  mengalami  kegagalan.  Seseorang  akan  trauma  dengan  apa  yang  pernah  di  alaminya  telah  menjadikan  dirinya  ketakutan kalau sampai terulang lagi.



Apa yang membuat seseorang phobia ?
Kebanyakan phobia dimulai dengan sesuatu yang shock emosional atau suatu tekanan pada  waktu  tertentu,  misalnya  pekerjaan  baru,   kematian  dalam  keluarga,  suatu  operasi  atau  sakit  yang  serius.  Phobia  adalah  suatu  gejala  dari  suatu  problema  psikologis  yang  dalam  yang  harus  ditemukan,  dihadapi,  dan  ditaklukan  sebelum  phobianya akan hilang.

a) Kekalutan Mental
Penderitaan  batin  dalam  ilmu  psikologi  dikenal  sebagai  kekalutan  mental.  Secara  lebih  sederhana  kekalutan  mental  dapat  dirumuskan  sebagai  gangguan  kejiwaan
akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.

Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang  mengalami kekalutan mental adalah:
a.Nampak  pada  jasmani yang  sering  merasakan  pusing,  sesak  nafas,  demam,  nyeri, pada lambung.
b.Nampak  pada  kejiwaannya dengan  rasa  cemas,  ketakutan,  patah  hati,  apatis,  cemburu, mudah marah.

Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah:
a.Gangguan  kejiwaan  nampak  dalam  gejala-gejala  kehidupan  si  penderita  baik  jasmani maupun ruhaninya.

b.Usaha  mempertahankan  diri  dengan  cara  negatif,  yaitu  mundur  atau  lari,  sehingga  cara  bertahan  dirinya  salah;  pada  orang  yang  tidak  menderita  gangguan  kejiwaan  bila  menghadapi  persoalan,  justru  lekas  memecahkan  problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri  dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.

c.Kekalutan  merupakan  titik  patah  (mental  breakdown)  dan  yang  bersangkutan  mengalami gangguan.

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut:
a.Kepribadian  yang  lemah akibat  kondisi  jasmani  atau  mental  yang  kurang  sempurna;  hal-hal  tersebut  sering  menyebabkan  yang  bersangkutan  merasa  rendah  diri yang  secara berangsur-angsur akan  menyudutkan  kedudukannya  dan menghancurkan mentalnya.

b.Terjadinya  konflik sosial  budaya akibat  norma  berbeda  antara  yang  bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan  diri  lagi;  misalnya  orang  pedesaan  yang  berat menyesuaikan  diri  dengan  kehidupan  kota,  orang  tua  yang  telah  mapan  sulit  menerima  keadaanyang baru yang jauh berbeda dari masa jayanya dulu.

c.Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.

Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah:
a.Positif:
Trauma (luka jiwa) yang dialami dijaawab secara baik sebagai usaha agar tetap  survive  dalam  hidup,  misalnya  melakukan  sholat  tahajud  waktu  malam  hari  untuk  memperoleh  ketenangan  dan  mencari  jalan  keluar  untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan melakukan  kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.

b.Negatif:
Trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.

Bentuk frustasi antra lain
1. Agresi  berupa  kemarahan  yang  meluap-luap  akibat  emosi  yang  tidak  terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.

2. Regresi  adalah  kembali  pada  pola  reaksi  yang  primitif  atau  kekanak-kanakan (infantil).    Misalnya,  dengan  menjerit-jerit,  menangis  sampai  meraung-raung, memecah barang-barang.

3. Fiksasi  adalah  peletakan  atau  pembatasan  pada  suatu  pola  yang  sama  (tetap), misalnya  dengan  membisu,  memukul-mukul  dada  sendiri,  membentur-benturkan kepala pada benda keras.

4. Proyeksi  merupakan  usaha  melemparkan  atau  memproyeksikan  kelemahan  dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain

5. Identifikasi  adalah  menyamakan  diri  dengan  seseorang  yang  sukses  dalam imaginasinya.  Misalnya,dalam  kecantikan  yang  bersangkutan  menyamakan  diri dengan  bintang  film,  dalam  soal  harta  kekayaan  dengan  pengusaha  kaya  yang sukses.

6. Narsisme  adalah  self  love  yang  berlebihan,  sehingga  yang  bersangkutan  merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.

7. Autisme  adalah  gejala  menutup  diri  secara  total  dari  dunia  rill,  tidak  mau berkomunikasi  dengan  orang  lain,  ia  puas  dengan  fantasinya  sendiri  yang  dapat menjurus ke sifat sinting


Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :

1.Kota-kota  besar banyak  memberi  tantangan-tantangan  hidup  yang  berat,  sehingga  orang  merasa  dikejar-kejar  dalam  memenuhi  kebutuhan  hidupnya,  sementara  itu  sebagian  orang  tidak  mau  tahu  keperluan  hidupnya,  sebagian  orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang lain akibat egoisme sebagai ciri masyarakat kota.

2.Anak-anak  muda usia yang  tidak  berhasil  dalam  mencapai  apa  yang  dikehendaki  atau  diidam-idamkan. Karena  tidak  berimbangnya  kemampuan  dengan tujuannya, sehingga pada
orang-orang usia tuapun sering mengalami  penderitaan  dalam  kenyataan  hidupnya  akibat  norma  lama  yang  dipegang  teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.

3.Wanita pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya kedalam hati atau perasaannya tersebut. Sementara itu mereka memiliki  kondisi tubuh yang lebih lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak  menjadi  penserita psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan) daripada kaum pria.

4.Orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat pasrah umumnya tidak dikenalnya,  dalam keadaan yang sulit orang yang demikian ini

MANUSIA DAN PENDERITAAN
Penderitaan  adalah  bagian  dari  kehidupan  masyarakat  yang  bersifat  kodrati.  Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat maupun ringan. Oleh karena itu manusia sendirilah  yang  berusaha  untuk  menghindari  atau  mengurangi  bahkan  menghapuskan penderitaan tersebut. Manusia adalah mahkluk budaya, dengan budaya manusia berusaha mengatasi  penderitaan  yang  mengancam  atau  di  alaminya.  Manusia  tidak  boleh  pesimis dalam menjalani penderitaan karena penderitaan tersebut tidak akan berakhir jika manusia hanya selalu mengeluh tanpa memikirkan bagaimana cara mengakhiri penderitaan nya.

PENYEBAB PENDERITAAN
Penderitaan-penderitaan  yang  di  alami  dalam  kehidupan  manusia mempunyai  beberapa penyebab yaitu :

A.Perbuatan Buruk Manusia Penderitaan  yang  terjadi  dalam  kehidupan  manusia  bisa  di  sebabkan  oleh  perbuatan buruk yang di lakukan oleh manusia. Perbuatan tersebut bisa menimbulkan derita bagi dirinya  sendiri  maupun  bagi  orang  lain.  Derita  yang  di  timbulkan  merupakan  nasib yang  harus  di  terima.  Nasib  tersebut  hanya  bisa  kita  sendiri  yang  menentukan. Penderitaan bisa berakhir jika kita menghadapinya dengan ikhlas dan optimis.



Perbuatan  buruk yang di lakukan  oleh  manusia dapat  menimbulkan  dampak  terhadap lingkungan sekitar seperti :

a.Terhadap Orang Lain
perbuatan buruk manusia bisa menimbulkan  derita bagi orang lain, hal ini sangat membuat  phyisik  dan  phisikologi  orang  yang  menderita  bisa  terganggu.  Banyak contoh realita  yang bisa kita lihat, salah satunya adalah perbuatan buruk majikan yang  memperkosa,  menyekap,  dan  menyiksa  pembantu  rumah  tangga.  Hal  ini sangat  membuat  derita  bagi  pembantu  tersebut  dan  memang  sewajarnya  jika majikan  yang  tak  bermoral  tersebut  di  berikan  ganjaran  yang  setimpal.  Jadi, perbuatan buruk yang di seseorang bisa menimbulkan derita bagi orang lain.

b.Tehadap Alam Lingkungan
Perbuatan  buruk  manusia  terhadap  alam  lingkungan  juga  menjadi  penyebab penderitaan  bagi  manusia  lainnya,  tetapi  sayang  manusia  tidak  mau  menyadari perbuatannya itu. mungkin kesadaran itu bisa timbul setelah terjadi musibah yang mengakibatkan  penderitaan  bagi  manusia.  Beberapa  contoh  konkrit  perbuatan tersebut  adalah  membabat  hutan  lindung  yang  mengakibatkan  tanah  longsor, mudah sekali mengalami penderitaan.membuang  sampah  sembarangan  yang  menyebabkan  banjir,  dan  membuang limbah sembarangan yang mengakibatkan pencemaran air serta berbagai penyakit. Seharusnya  kita  harus  lebih  menyadari  akibat  yang  akan  di  timbulkan  karena perbuatan buruk kita.

B.Perkawinan, Perceraian dan Kematian

C.Penyakit dan siksaan









PENGARUH PENDERITAAN

a.Pengaruh Negatif
Orang  yang  mengalami  penderitaan  mungkin  memperoleh  pengaruh  bermacam-macam sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap negative, misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri.

b. Pengaruh Positif
Orang  yang  mengalami  penderitaan  mungkin  juga  akan  memperoleh  sikap  positif dalam dirinya. Sikap positif adalah sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup  bukan  hanya  rangkaian  penderitaan,  melaikan  juga  perjuangan  membebaskan diri dari penderitaan. Penderitaan juga bisa menjadi introspeksi diri bagi diri kita agar bisa mengoreksi semua kesalahan yang ada dalam diri kita agar kehidupan kita jauh lebih baik.

CARA MENGATASI PENDERITAAN
Penderitaan  yang  sudah  menjadi  takdir  atau  pun  nasib  kita  sebenarnya  bisa  kita  hindari karena  yang  membuat  hidup  kita  menderita  adalah  perbuatan  yang  kita  lakukan.
Penderitaan bisa kita atasi dengan cara :

1. memulai  sesuatu  hal  dengan  hal  yang  baik,  dengan  cara  ini  penderitaan  bisa  kita hindari   karena dengan berbuat baik nasib kita bisa berubah sesuai dengan perbuatan yang telah kita lakukan.

2. lebih mendekatkan diri pada Tuhan, dengan cara ini apa yang kita perbuat akan sesuai dengan  jalan  dan  seturut  dengan  perintahNya.  Penderitaan  kita  bisa  berkurang  jika selalu mendekatkan diri pada yang kuasa.

3. jalani hidup dengan optimis, dengan cara ini penderitaan dalam hidup kita akan segera berlalu    karena adanya suatu motivasi dalam diri untuk mengakhiri segala penderitaan yang telah terjadi dalam hidup ini.


Search

About Me

My photo
Cilegon // Depok, Banten // Jawa Barat, Indonesia

Viewers

Powered By Blogger

LOGO

LOGO

Followers

Powered by Blogger.