Monday, April 23, 2012 |
0
comments
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA
Manusia sebagai makhluk berbudaya adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budidayanya untuk menciptakan kebahagiaan. Karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka dapat dikatakan hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.Sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk ciptaan Tuhan, maka kebaikan, kebenaran, dan keadilan, yang diusahakan itu pun tidak hanya semata-mata untuk dirinya, melainkan juga untuk masyarakat sekitarnya, bahkan juga untuk makhluk yang lain dalam pengertian demi mmemuliakan Tuhan sebagai Sang Pencipta. Seseorang itu disebut berbudaya apabila perilakunya dituntun oleh akal budinya sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi diri dan lingkungannyaserta tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan. Dengan ungkapan “bermanfaat bagi lingkkungannya” hendaklah ditafsirkan peling tidak, tidak merugikan pihak lain.Jelasnya, untuk mendapatakan maupun menikmati kebahagiaan, manusia yang ingin disebut berbudaya, selalu berusaha tidak mengurangi, apalagi meniadakan sama sekali kebahagiaan pihk lain. Bahkan pihak lain kalau mungkin dapat ikut serta merasakan kebahagiaan itu.
PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhara artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Identitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada yang ringan. Peranan individu menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu nerupakan risiko hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya.Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyak macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Semua permasalah dari penderitaan merupakan “resiko” , sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang wajib di atasi.
A.Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang timbulah penderitaan.Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya.Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Berita mengenai siksaan kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah harian ibu kota (pos kota) halaman pertama isinya sebagian besar adalah mengenai siksaan, pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan, dan sebagainya. Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian, dan ketakutan.
B. Kebimbangan dialami seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu. Sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami. Sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berppikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputusan. Sehingga kebimbangan akan segera teratasi.
C.Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorangSeperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan “kawan duka” adalah orang yang dapat mengerti dan menghayatikesepian yang dialami oleh sahabatnya itu. Selain mencari kawan seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan, khususnya yang bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
D.Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga, dan lain sebagainya.
Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :
a)Claustrophobia dan Agoraphobia
b)Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
c)Gamang merupakan ketakutan bila seseorang dji tempat yang tinggi.
d)Kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam pemikirannya dalam kegelapan demikian sesuatu yang ditakuti. Misalnya setan, pencuri. Orang yang mengalaminya cenderung agar ruangannya dinyalakan dengan lampu.
e)Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. Seseorang yang takut diinjeksi sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan ke dalam tubuhnya. Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan.
f)Kegagalan merupakan ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang akan trauma dengan apa yang pernah di alaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang lagi.
Apa yang membuat seseorang phobia ?
Kebanyakan phobia dimulai dengan sesuatu yang shock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius. Phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang.
a) Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan
akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah:
a.Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak nafas, demam, nyeri, pada lambung.
b.Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah:
a.Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun ruhaninya.
b.Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
c.Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut:
a.Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna; hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b.Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaanyang baru yang jauh berbeda dari masa jayanya dulu.
c.Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah:
a.Positif:
Trauma (luka jiwa) yang dialami dijaawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajud waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
b.Negatif:
Trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk frustasi antra lain
1. Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2. Regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan (infantil). Misalnya, dengan menjerit-jerit, menangis sampai meraung-raung, memecah barang-barang.
3. Fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada suatu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda keras.
4. Proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain
5. Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya. Misalnya,dalam kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
6. Narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
7. Autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunia rill, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat sinting
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1.Kota-kota besar banyak memberi tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara itu sebagian orang tidak mau tahu keperluan hidupnya, sebagian orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang lain akibat egoisme sebagai ciri masyarakat kota.
2.Anak-anak muda usia yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan. Karena tidak berimbangnya kemampuan dengan tujuannya, sehingga pada
orang-orang usia tuapun sering mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.
3.Wanita pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya kedalam hati atau perasaannya tersebut. Sementara itu mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak menjadi penserita psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan) daripada kaum pria.
4.Orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam keadaan yang sulit orang yang demikian ini
MANUSIA DAN PENDERITAAN
Penderitaan adalah bagian dari kehidupan masyarakat yang bersifat kodrati. Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat maupun ringan. Oleh karena itu manusia sendirilah yang berusaha untuk menghindari atau mengurangi bahkan menghapuskan penderitaan tersebut. Manusia adalah mahkluk budaya, dengan budaya manusia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau di alaminya. Manusia tidak boleh pesimis dalam menjalani penderitaan karena penderitaan tersebut tidak akan berakhir jika manusia hanya selalu mengeluh tanpa memikirkan bagaimana cara mengakhiri penderitaan nya.
PENYEBAB PENDERITAAN
Penderitaan-penderitaan yang di alami dalam kehidupan manusia mempunyai beberapa penyebab yaitu :
A.Perbuatan Buruk Manusia Penderitaan yang terjadi dalam kehidupan manusia bisa di sebabkan oleh perbuatan buruk yang di lakukan oleh manusia. Perbuatan tersebut bisa menimbulkan derita bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Derita yang di timbulkan merupakan nasib yang harus di terima. Nasib tersebut hanya bisa kita sendiri yang menentukan. Penderitaan bisa berakhir jika kita menghadapinya dengan ikhlas dan optimis.
Perbuatan buruk yang di lakukan oleh manusia dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar seperti :
a.Terhadap Orang Lain
perbuatan buruk manusia bisa menimbulkan derita bagi orang lain, hal ini sangat membuat phyisik dan phisikologi orang yang menderita bisa terganggu. Banyak contoh realita yang bisa kita lihat, salah satunya adalah perbuatan buruk majikan yang memperkosa, menyekap, dan menyiksa pembantu rumah tangga. Hal ini sangat membuat derita bagi pembantu tersebut dan memang sewajarnya jika majikan yang tak bermoral tersebut di berikan ganjaran yang setimpal. Jadi, perbuatan buruk yang di seseorang bisa menimbulkan derita bagi orang lain.
b.Tehadap Alam Lingkungan
Perbuatan buruk manusia terhadap alam lingkungan juga menjadi penyebab penderitaan bagi manusia lainnya, tetapi sayang manusia tidak mau menyadari perbuatannya itu. mungkin kesadaran itu bisa timbul setelah terjadi musibah yang mengakibatkan penderitaan bagi manusia. Beberapa contoh konkrit perbuatan tersebut adalah membabat hutan lindung yang mengakibatkan tanah longsor, mudah sekali mengalami penderitaan.membuang sampah sembarangan yang menyebabkan banjir, dan membuang limbah sembarangan yang mengakibatkan pencemaran air serta berbagai penyakit. Seharusnya kita harus lebih menyadari akibat yang akan di timbulkan karena perbuatan buruk kita.
B.Perkawinan, Perceraian dan Kematian
C.Penyakit dan siksaan
PENGARUH PENDERITAAN
a.Pengaruh Negatif
Orang yang mengalami penderitaan mungkin memperoleh pengaruh bermacam-macam sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap negative, misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri.
b. Pengaruh Positif
Orang yang mengalami penderitaan mungkin juga akan memperoleh sikap positif dalam dirinya. Sikap positif adalah sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan hanya rangkaian penderitaan, melaikan juga perjuangan membebaskan diri dari penderitaan. Penderitaan juga bisa menjadi introspeksi diri bagi diri kita agar bisa mengoreksi semua kesalahan yang ada dalam diri kita agar kehidupan kita jauh lebih baik.
CARA MENGATASI PENDERITAAN
Penderitaan yang sudah menjadi takdir atau pun nasib kita sebenarnya bisa kita hindari karena yang membuat hidup kita menderita adalah perbuatan yang kita lakukan.
Penderitaan bisa kita atasi dengan cara :
1. memulai sesuatu hal dengan hal yang baik, dengan cara ini penderitaan bisa kita hindari karena dengan berbuat baik nasib kita bisa berubah sesuai dengan perbuatan yang telah kita lakukan.
2. lebih mendekatkan diri pada Tuhan, dengan cara ini apa yang kita perbuat akan sesuai dengan jalan dan seturut dengan perintahNya. Penderitaan kita bisa berkurang jika selalu mendekatkan diri pada yang kuasa.
3. jalani hidup dengan optimis, dengan cara ini penderitaan dalam hidup kita akan segera berlalu karena adanya suatu motivasi dalam diri untuk mengakhiri segala penderitaan yang telah terjadi dalam hidup ini.
Manusia sebagai makhluk berbudaya adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budidayanya untuk menciptakan kebahagiaan. Karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka dapat dikatakan hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.Sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk ciptaan Tuhan, maka kebaikan, kebenaran, dan keadilan, yang diusahakan itu pun tidak hanya semata-mata untuk dirinya, melainkan juga untuk masyarakat sekitarnya, bahkan juga untuk makhluk yang lain dalam pengertian demi mmemuliakan Tuhan sebagai Sang Pencipta. Seseorang itu disebut berbudaya apabila perilakunya dituntun oleh akal budinya sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi diri dan lingkungannyaserta tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan. Dengan ungkapan “bermanfaat bagi lingkkungannya” hendaklah ditafsirkan peling tidak, tidak merugikan pihak lain.Jelasnya, untuk mendapatakan maupun menikmati kebahagiaan, manusia yang ingin disebut berbudaya, selalu berusaha tidak mengurangi, apalagi meniadakan sama sekali kebahagiaan pihk lain. Bahkan pihak lain kalau mungkin dapat ikut serta merasakan kebahagiaan itu.
PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhara artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Identitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada yang ringan. Peranan individu menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu nerupakan risiko hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya.Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyak macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Semua permasalah dari penderitaan merupakan “resiko” , sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang wajib di atasi.
A.Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang timbulah penderitaan.Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya.Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Berita mengenai siksaan kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah harian ibu kota (pos kota) halaman pertama isinya sebagian besar adalah mengenai siksaan, pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan, dan sebagainya. Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian, dan ketakutan.
B. Kebimbangan dialami seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu. Sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami. Sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berppikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputusan. Sehingga kebimbangan akan segera teratasi.
C.Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorangSeperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan “kawan duka” adalah orang yang dapat mengerti dan menghayatikesepian yang dialami oleh sahabatnya itu. Selain mencari kawan seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan, khususnya yang bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
D.Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga, dan lain sebagainya.
Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :
a)Claustrophobia dan Agoraphobia
b)Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
c)Gamang merupakan ketakutan bila seseorang dji tempat yang tinggi.
d)Kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam pemikirannya dalam kegelapan demikian sesuatu yang ditakuti. Misalnya setan, pencuri. Orang yang mengalaminya cenderung agar ruangannya dinyalakan dengan lampu.
e)Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. Seseorang yang takut diinjeksi sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan ke dalam tubuhnya. Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan.
f)Kegagalan merupakan ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang akan trauma dengan apa yang pernah di alaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang lagi.
Apa yang membuat seseorang phobia ?
Kebanyakan phobia dimulai dengan sesuatu yang shock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius. Phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang.
a) Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan
akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah:
a.Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak nafas, demam, nyeri, pada lambung.
b.Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah:
a.Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun ruhaninya.
b.Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
c.Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut:
a.Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna; hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b.Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaanyang baru yang jauh berbeda dari masa jayanya dulu.
c.Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah:
a.Positif:
Trauma (luka jiwa) yang dialami dijaawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajud waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
b.Negatif:
Trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk frustasi antra lain
1. Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2. Regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan (infantil). Misalnya, dengan menjerit-jerit, menangis sampai meraung-raung, memecah barang-barang.
3. Fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada suatu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda keras.
4. Proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain
5. Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya. Misalnya,dalam kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
6. Narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
7. Autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunia rill, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat sinting
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1.Kota-kota besar banyak memberi tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara itu sebagian orang tidak mau tahu keperluan hidupnya, sebagian orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang lain akibat egoisme sebagai ciri masyarakat kota.
2.Anak-anak muda usia yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan. Karena tidak berimbangnya kemampuan dengan tujuannya, sehingga pada
orang-orang usia tuapun sering mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.
3.Wanita pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya kedalam hati atau perasaannya tersebut. Sementara itu mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak menjadi penserita psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan) daripada kaum pria.
4.Orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam keadaan yang sulit orang yang demikian ini
MANUSIA DAN PENDERITAAN
Penderitaan adalah bagian dari kehidupan masyarakat yang bersifat kodrati. Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat maupun ringan. Oleh karena itu manusia sendirilah yang berusaha untuk menghindari atau mengurangi bahkan menghapuskan penderitaan tersebut. Manusia adalah mahkluk budaya, dengan budaya manusia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau di alaminya. Manusia tidak boleh pesimis dalam menjalani penderitaan karena penderitaan tersebut tidak akan berakhir jika manusia hanya selalu mengeluh tanpa memikirkan bagaimana cara mengakhiri penderitaan nya.
PENYEBAB PENDERITAAN
Penderitaan-penderitaan yang di alami dalam kehidupan manusia mempunyai beberapa penyebab yaitu :
A.Perbuatan Buruk Manusia Penderitaan yang terjadi dalam kehidupan manusia bisa di sebabkan oleh perbuatan buruk yang di lakukan oleh manusia. Perbuatan tersebut bisa menimbulkan derita bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Derita yang di timbulkan merupakan nasib yang harus di terima. Nasib tersebut hanya bisa kita sendiri yang menentukan. Penderitaan bisa berakhir jika kita menghadapinya dengan ikhlas dan optimis.
Perbuatan buruk yang di lakukan oleh manusia dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar seperti :
a.Terhadap Orang Lain
perbuatan buruk manusia bisa menimbulkan derita bagi orang lain, hal ini sangat membuat phyisik dan phisikologi orang yang menderita bisa terganggu. Banyak contoh realita yang bisa kita lihat, salah satunya adalah perbuatan buruk majikan yang memperkosa, menyekap, dan menyiksa pembantu rumah tangga. Hal ini sangat membuat derita bagi pembantu tersebut dan memang sewajarnya jika majikan yang tak bermoral tersebut di berikan ganjaran yang setimpal. Jadi, perbuatan buruk yang di seseorang bisa menimbulkan derita bagi orang lain.
b.Tehadap Alam Lingkungan
Perbuatan buruk manusia terhadap alam lingkungan juga menjadi penyebab penderitaan bagi manusia lainnya, tetapi sayang manusia tidak mau menyadari perbuatannya itu. mungkin kesadaran itu bisa timbul setelah terjadi musibah yang mengakibatkan penderitaan bagi manusia. Beberapa contoh konkrit perbuatan tersebut adalah membabat hutan lindung yang mengakibatkan tanah longsor, mudah sekali mengalami penderitaan.membuang sampah sembarangan yang menyebabkan banjir, dan membuang limbah sembarangan yang mengakibatkan pencemaran air serta berbagai penyakit. Seharusnya kita harus lebih menyadari akibat yang akan di timbulkan karena perbuatan buruk kita.
B.Perkawinan, Perceraian dan Kematian
C.Penyakit dan siksaan
PENGARUH PENDERITAAN
a.Pengaruh Negatif
Orang yang mengalami penderitaan mungkin memperoleh pengaruh bermacam-macam sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap negative, misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri.
b. Pengaruh Positif
Orang yang mengalami penderitaan mungkin juga akan memperoleh sikap positif dalam dirinya. Sikap positif adalah sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan hanya rangkaian penderitaan, melaikan juga perjuangan membebaskan diri dari penderitaan. Penderitaan juga bisa menjadi introspeksi diri bagi diri kita agar bisa mengoreksi semua kesalahan yang ada dalam diri kita agar kehidupan kita jauh lebih baik.
CARA MENGATASI PENDERITAAN
Penderitaan yang sudah menjadi takdir atau pun nasib kita sebenarnya bisa kita hindari karena yang membuat hidup kita menderita adalah perbuatan yang kita lakukan.
Penderitaan bisa kita atasi dengan cara :
1. memulai sesuatu hal dengan hal yang baik, dengan cara ini penderitaan bisa kita hindari karena dengan berbuat baik nasib kita bisa berubah sesuai dengan perbuatan yang telah kita lakukan.
2. lebih mendekatkan diri pada Tuhan, dengan cara ini apa yang kita perbuat akan sesuai dengan jalan dan seturut dengan perintahNya. Penderitaan kita bisa berkurang jika selalu mendekatkan diri pada yang kuasa.
3. jalani hidup dengan optimis, dengan cara ini penderitaan dalam hidup kita akan segera berlalu karena adanya suatu motivasi dalam diri untuk mengakhiri segala penderitaan yang telah terjadi dalam hidup ini.